Sejarah Desa

SELAYANG PANDANG / SEJARAH DESA Kira – kira pada abad ke XIV alkisah perjalanan I Gusti Ngurah Rai yang berasal dari Puri Carangsari atas seijin kakak beliau mengadakan ekspansi kewilayah pegunungan Carangsari yang konon saat itu masih merupakan hutan belantara. Adapun tujuannya ekspansi kewilayah pegunungan tiada lain disamping untuk membangun suatu pertahanan juga untuk membuka Daerah – daerah yang akan dijadikan daerah pertanian guna menunjang kesejahtraan dan kemakmuran masyarakat. Sesampainya beliau di suatu tempat, beliau bersama rombongan beristirahat ( mesandekan) dan tempat tersebut sampai saat ini di kenal oleh Masyarakat yaitu Sandakan. Setelah melepas lelah beliau melanjutkan perjalanan dan disuatu tempat merasakan adanya kenyamanan yang luar biasa serta diprediksi cukup aman dan baik maka disanalah beliau membuat sebuah puri dan tempat tersebut diberi nama Kerta. Setelah itu I Gusti Ngurah Rai kembali ke Puri Carangsari dengan tujuan melapor kehadapan kakak beliau bahwa sudah menemukan tempat tinggal yang dirasa cukup aman dan Nyaman serta telah mendirikan puri yaitu di Kerta. Dari laporan itu dijawab oleh kakak beliau “ Apakah sudah tepat dan cocok adik untuk tinggal ditempat itu “. Dengan jawaban yang singkat namum bermakna itu I Gusti Ngurah Rai merasa ragu dan pada akhirnya beliau mohon ijin kembali untuk mengulangi dengan menditeksi ulang melalui kemampuan batin atau dengan kata lain : “Ngepit “ dengan kewiadnyanan. Singkat cerita dari kemampuan Beliau ngepit tersebut belau menemukan sinar disuatu tempat dan tempat tersebut langsung dicari dan sinar tersebut diketemukan disebuah hutan, yang diberi nama tegal gunung ( sekarang berdiri Pura disebut Pura Pucak Manik ). Disana beliau kembali bermeditasi sehingga mendapatkan petunjuk bahwa di seputaran tempat itulah tepat untuk membangun Puri. Dan wilayah tempat untuk membangun Puri ini diberi nama Petang atas dasar kata “ Ngepit “. Dan selanjutnya untuk kepentingan keamanan dan lain–lain sebagaimana disebutkan diatas maka munculah banjar yang disebut satu wilayah Desa Petang seperti : Banjar Sandakan, Banjar Sulangai, Banjar Batulantang, Banjar Angantiga, Banjar Munduk Damping, Banjar Lipah, Banjar, Banjar Kerta, Petang, Banjar Sekarmuti, Banjar Pundung, Banjar Kasianan dan Banjar Pangsan. Untuk memberikan pelayanan yang lebih efektif dan efisien dengan memperhatikan wilayah cukup luas maka pada tahun 1997 diadakan pemekaran dimana Desa Petang dimekarkan menjadi 3 ( tiga ) banjar dinas yaitu : <ol> <li style="text-align:justify; margin:0cm 0cm 0.0001pt">Desa Sulangai dengan mewilayahi 6 ( enam ) Banjar Dinas </li> <li style="text-align:justify; margin:0cm 0cm 0.0001pt">Desa Petang dengan mewilayahi 7 Banjar Dinas </li> <li style="text-align:justify; margin:0cm 0cm 0.0001pt">Desa Pangsan dengan mewilayahi 4 Banjar Dinas </li> </ol> Adapun Para Pemimpin Desa yang pernah memimpin Petang dari baru adanya Petang sampai saat ini adalah sebagai berikut : I Gusti Ngurah Rai I Gusti Ngurah Alit pada jaman Bali. I Gusti Ngurah Raka pada jaman India Belanda I Gusti Ngurah Puger, pada jaman Belanda sampai tahun 1962 I Gusti Ngurah Japa, dari tahun 1962 s / d tahun 1976 I Gusti Made Wana, Sebagai pejabat dari tahun 1976 s / d tahun 1978 I Gusti Ngurah Sandiartha dari tahun 1978 s / d tahun 1991 mulainya demokrasi yaitu dengan pemilihan langsung oleh masyarakat. I Gusti Made Wana sebagai pejabat dari tahun 1991 s / d 1993 I Gusti Ngurah Suryajaya dari tahun 1993 s / d bulan Oktober tahun 2009, dan I Wayan Suryantara SH dari bulan Oktober 2009 s/d Tahun 2015. I Dewa Made Widana SH Sebagai Pejabat Perbekel Desa Petang dari Tanggal : 23 Oktober 2015 s/d 20 Mei 2016 I Wayan Suryantara SH Terpilih Kembali menjadi Perbekel Desa Petang Periode 2016 – 2022 berdasarkan hasil Pemilihan Perbekel Desa Petang Pada tanggal : 29 April 2016 dan dilantik tanggal 20 Mei 2016. Demikian sejarah singkat Desa Petang dengan memperhatikan sumber – sumber cerita dari tokoh – tokoh masyarakat dan sumber utamanya yang didapat dari sumber Tokoh Masyarakat di : Puri Petang.